Saturday, November 23, 2019

kekuatan asam dan basa dalam Kimia Organik

Dalam pertemuan kali ini diharapkan kita semua mampu memahami dan menentukan secara teoritis kekuatan asam dan basa. Pada dasarnya setiap asam dan basa tidak terionisasi atau berdisosiasi pada tingkatan yang sama. artinya asam dan basa tidak semuanya memiliki kekuatan yang sama dalam menghasilkan ion H+ dan OH- ketika berada didalam larutan. kekuatan asam basa juga dapat menggambarkan kemampuan larutan asam dan basa untuk menghantarkan listrik.

asam dan basa dapat ditentukan melalui konstanta ionisasinya dan melihat dari struktur molekulnya. kekuatan asam dan basa dapat kita tentukan dengan melihat ionisasi asam atau basa didalam air. kekuatan asam dapat ditentukan dengan menghitung konstanta kesetimbangannya dalam larutan berair. dalam larutan dengan konsentrasi yang sama, asam yang lebih kuat akan mengionisasi lebih besar dan akan menghasilakn konsentrasi ion hidronium yang lebih tinggi dari pada asam yang lebih lemah. konstanta kesetimbangan untuk asam disebut konstanta ionisasi asam atau Ka. sedangkan kekuatan basa dapat ditentukan dengan melihat jumlah ion hidroksida yang terbentuk di dalam larutam berair.



Berikut adalah beberapa contoh asam dan basa yang tergolong dalam asam basa kuat


Ada beberapa contoh kekuatan asam yaitu sebgai berikut:
1. HNO3>HNO2
2. H2SO4>HSO3>HSO2>HSO

kekuatan dari asam basa menurut brosnted lowry ketika dimasukan kedalam karutan air akan daoat ditentukan konstanta ionisasi asam atau konstanta ionisasi basanya. asam kuat akan membentuk basa konjugasi lemah, dan asam lemah membentuk basa konjugasi yang kuat. jadi asam kuat terionisasi sempurna dalam larutan karena basa konjugasinya memiliki sifat lebih lemah dari air. asam lemah hanya terionisasi sebgian karena basa konjugasinya cukup kuat untuk bersaing dengan air untuk mengambil proton. basa kuat bereaksi dengan air untuk membentuk ion hidroksida. basa lemah hanya menghasilkan sejumlah kecil ion hidroksida.

Kekuatan Asam Organik
suatu asam organik, kekuatannya dapat dilihat dari kekampuannya untuk melepaskan H+, dan itu tergantung pada efek substituen. adanya efek substituen ini menyebabkan adanya induksi dan resonansi. efek induksi adalah efek yang ditimbulkan akibat dari substitusi dengan atom C ataupun atom lain yg memiliki keelektronegatifan yang lebih besar. sedangkan efek resonansi merupakan efek yang ditimbulkan akibat adanya resonansi dan akibatnya akan menyebabkan perbedaan polaritas ikatan.
contoh:
trimetilsililanilin


Fenol
Fenol memiliki nama lain asam karbol berperan sebagai asam dan digunakan dalam berbagai macam keperluan seperti antiseptik. Asam Karbolat umumnya digunakan dalam operasi untuk kuku kaki yang tumbuh ke dalam. Fenol digunakan pada kuku kaki yang tumbuh ke dalam yang lebih parah yang tidak menanggapi perawatan lain. Fenol, dalam bentuk asam trikloroasetat, digunakan untuk menghentikan pertumbuhan kuku. Fenol digunakan dalam beberapa semprotan tenggorokan yang dapat membantu membuat mati rasa pada tenggorokan Anda dan meringankan gejala yang disebabkan oleh sakit tenggorokan, atau iritasi pada mulut yang disebabkan oleh sariawan.

Faktor yang mempengaruhi kekuatan asam basa:
1. tingkat kekuatan ikatan antara H-A
2. Elektronegratisan A
3. Kestabilan A- dibanding HA
4. Pelarut.
Permasalahan:
1. 

(asam nitrit)
(asam nitrat)

 Dilihat dari kedua struktur diatas, atom penyusun dari asam nitrat dan asam nitrit sama, yaitu terdiri dari H, N dan O namun jumlah atom Oksigennya saja yang berbeda, lalu mengapa asam nitrat memiliki tingkat kekuatan asam yang lebih besar dibandingkan asam nitrit?

2.
dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa Al(OH)3 bersifat amfoter, artinya senyawa yang dapat bersifat asam dalam situasi tertentu dan bersifat basa dalam kondisi tertentu, lalu bagaimana tingkat keasaman AL(OH)3 ketika berperan sebagai asam? apakah ada pengaruh dari sifat amfoter tehadap kekuatan asam suatu senyawa?

3. 
                                             (orto)                        (meta)                   (para)

Mengapa senyawa nitrofenol dengan posisi orto bisa memiliki tingkat keasaman lebih tinggi dari nitrofenol pada posisi meta dan para?

3 comments:

  1. Saya Winda Sitia Elisabeth Sinaga, NIM A1C117016
    Akan mencoba menjawab permaslahan nomor tiga. Kekuatan asam pada nitrofenol adalah meta<para<orto
    Kelompok nitro yang melekat pada sistem terkonjugasi menunjukkan efek -M (Mesomerik) yang kuat, dan ini mengurangi kerapatan elektron lebih banyak pada posisi orto dan para daripada pada posisi meta. Faktor ini membantu stabilisasi yang lebih besar dari basa konjugat (ion nitro fenoksida) dari orto dan para isomer. Sehingga, meta nitrophenol adalah yang paling lemah dalam hal keasaman.
    Dalam orto nitrofenol, ikatan hidrogen intramolekul antara gugus hidroksil dan nitro yang berdekatan secara signifikan mempengaruhi pelepasan proton. Oleh karena itu adalah asam yang lebih kuat dibandingkan dengan para nitrophenol.

    ReplyDelete
  2. 1.) Karena jumlah parsial H+ yang dihasilkan dari disosiasi asam nitrat lebih besar daripada asam nitrit.Makin besar jumlah parsial ion positif H yang dihasilkan,maka bisa dikatakan asam juga makin kuat.

    ReplyDelete
  3. 2. tingkat keasaman yang yang dimiliki Al(OH)3 adalah >7. Amfoter ini mengarah pada zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa. Hal ini dapat terjadi karena suatu zat memiliki dua gugus asam dan basa sekaligus atau karena zat tersebut memang mempunyai kemampuan seperti itu.

    ReplyDelete