Friday, September 27, 2019

Poliena dan Zat Warna

Pada pertemuan ini akan dibahas memgenai poliena dan zat warna. Poliena merupakan salah satu dari senyawa organik yang bersifat tak jenuh dan mengandung minimal tiga ikatan C-C atau C=C atau CC. Ikatan rangkap C dan C akan mengalami konjugasi. Konjugasi merupakan suatu proses interaksi antara ikatan rangkap dari karbon karbon. Dan akibat dari adanya konjugasi ini, akan dihasilkan lah beberapa sifat optik yang sangat tidak biasa.

Adapun contoh dari poliena yang digunakan oleh manusia sebagai  zat antibiotik  yaitu: amfoterisin B, nistatin, kandisidin, pimariin, metil partrikin, dan trikomisin.
(Amforerisin B)
(Nistatin)
(Natamycyn)

Jika pada wortel, poliena bertugas sebagai pemberi warna oranye. Senyawanya dinamakan karoten.


Biasanya poliena lebih reaktif ketimbang alkena. Hal itu dapat dicontohkan dari trigliserida yang sifatnya reaktif terhadap oksigen di atmosfer.
Adapun beberapa contoh dari poliena yaitu sebagai berikut:

Amfoterisin B adalah contoh dari agen antijamur (antimikotik) poliena.


Leukotriene A4 adalah pengatur respon imun.



 Beta-karoten adalah pigmen merah-oranye yang melimpah di tanaman dan buah-buahan, terutama wortel.

Karatenoid
Karatenoid dapat mengalami degradasi, akibat dari degradasi ini dapat menyebakan terjadinya reaksi. Reaksi yang terjadi tersebut akan mengakibatkan perubahan pada struktur dan berkurangnya massa molekul karotenoid. Rantai poliena dari karotenoid akan menyebakan kemudahan untuk mengalami oksidasi dan isomerasi. Proses oksidasi yang terjadi sangat bergantung pada ketersediaan oksigen.
Karatenoid ternyata dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok xantofil yang terdapat dalam buah dan sayuran berwarna kuning dan satu lagi kelompok karoten yang terdapat didalam sumber makanan nabati berwarna oranye. Xantofil mengandung oksigen sedangkankaroten tidak mengandung oksigen.

Pewarna Polymethine

Pewarna methine merupakan suatu pewarna yang tersusun atas poliena yang diapit oleh elektron A dan elektron D.  jika salah satu atau beberapa kelompoknya digantikan oleh heteroatom, biasanya nitrogen maka dinamakan heteroanalogous pewarna methine. Adapun pewarna methine ini memiliki karakteristik sebagai pewarna poliena yang memiliki kelompok donor dan penerima elektron terminal. Adapun atom atom yang dikandung biasanya nitrogen atau oksigen.
Adapun perbedaan antara karotenoid dengan pewarna methin yaitu warnanya. Karotenoid memiliki batas warna kunig-oranye-merah. Sedangkan pewarna methine hampir dapat mencapai semua warna spektrum. Adapun pewarna methin yang paling terkenal adalah pewarna sianin kationik.

Jika salah satu gugus metin diganti oleh atom nitrogen menghasilkan warna azamethin (kuning 28). Adapun jika dua gugus methin diganti oleh nitrogen akan dihasilkan pewarna diazahemicyanine (merah 22 dan biru 42).



Permasalahan:
1. karotenoid itu warnanya hanya terbatas pada warna kuning ke kuning merah, sedangkan hampir seluruh warna dalam spektrum  dapat dicapai dengan pewarna metin sintesis. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

2. Rantai poliena
(ikatan rangkap alifatik selang-seling) dari
karotenoid memberi peluang besar untuk
terjadinya oksidasi dan isomerisasi. Reaksi oksidasi teegantung pada ketersediaan oksigen, bagaimana jika ketersediaan oksigen sangat sedikit? Apa yg akn terjadi?

3. Karoten terbagi menjadi 2 ada xantofil dan ada karoten. Xantofil merupakan keratonoid yg mengandung oksigen sedangkan karoten mengandung senyawa hidrokarbon. Bagaimana pengaruh kedua kandungan yg terdapat dalam kedua golongan keratonoid terhadap fungsi dari keratenoid?

3 comments:

  1. Nama : rahma
    Nim : A1C117018
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
    Menurut saya alasan yang menyebabkan metin sintesis itu hampir dapat mencapai semua warna spektrum itu disebabkan karna pewarna metin ini dapat di karakterisasikan sebagai pewarna poliena dengan kelompok donor dan penerima elektron terminal,nah dalam sebagian besar kasus,kelompok terminal ini mengandung atom nitrogen atau oksigen,sehingga menyebabkan metin sintesis ini dapat mencapai hampir semua warna spektrumnya.
    Trimakasih. . .

    ReplyDelete
  2. Kita mengetahui apabila jenis utama reaksi kimia tak lain adalah oksidasi dan reduksi. Oksidasi sendiri merupakan hilangnya elekron selama terjalinnya reaksi oleh molekul, atom, maupun ion. Oksidasi tidak akan terjadi apabila oksigen tidak melampaui atau menembus permukaan untuk meraih radikal beban. Jadi, oksidasi lebih cenderung reaksi yang berlebih. Untuk minimum, atau kurang tersedia, tidak terlalu berpengaruh, karena oksidasi itu tidak melulu soal oksigen.

    ReplyDelete
  3. Saya Winda Sitia Elisabeth Sinaga akan mencoba menjawab permasalahan nomor 3.
    karetonoid dibagi menjadi dua kelas yaitu karoten dan xantofil. dimana karoten merupakan pigmen warna pada tumbuhan yang berwarna merah ataupun orange sementara xantofil terdapat pada tumbuhan yang berwarna kuninga tau kecoklatan. Akibat perbedaan warna tersebut, maka terjadi perbedaan adsorbsi cahaya pada tumbuhan tersebu. Namun, tidak ada perbedaan terkait dengan kegunaan, keratonoid itu, keratonoid tetap pada fungsinya yakni sebagai anti oksidas, deaktivasi radikal bebas dan sebagai anti inflamasi

    ReplyDelete